Jumat, 04 Juni 2010

Gembala Yang Baik

Gembala Yang Baik

(Yoh 10:1-21)[1]

 

Ulasan Kisah

Kisah gembala yang baik merupakan salah satu ajaran yang disampaikan oleh Yesus di depan umum. Kisah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu perumpamaan (1-6); penjelasan (7-18); dan hasil ajaran (19-21)[2]. Pada bagian pertama, Yesus mengungkapkan perumpamaan tentang gembala yang dipertentangkan dengan pencuri, perampok, dan orang asing (1-5). Sebenarnya bagian ini merupakan penggabungan dari dua perumpamaan yang berbeda. Perumpamaan pertama (1-3a) berbicara tentang "masuk kandang domba". Siapa yang masuk ke dalam kandang domba melalui pintu (memiliki akses)[3] ia adalah gembala tetapi yang masuk melalui jendela (tidak memiliki akses) ia adalah pencuri dan perampok. Akses ke dalam kandang domba dapat diketahui dari izin penjaga kandang. Kalau penjaga membukakan pintu baginya maka dia-lah gembala itu. Perumpamaan kedua (3b-5) berbicara tentang "gembala". Di sini terjadi perkembangan makna perumpamaan dari pengidentifikasian gembala ke pengenalan dan reaksi domba terhadap gembala. Perumpamaan kedua ini dapat digambarkan dalam struktur chiastik[4]:

3b  A      "mendengar suaranya" "memanggil domba-domba masing-masing menurut namanya"

    B             "dan menuntunnya ke luar"

4              B'            "membawa semua dombanya ke luar," "berjalan di depan mereka," "domba-

domba itu mengikuti dia"

      A'     "mereka mengenal suaranya"

Pengenalan domba terhadap gembala dan sebaliknya hanya bisa didasari oleh relasi yang mendalam antara keduanya. Relasi itu mengandaikan adanya kemampuan domba mengenali suara gembalanya dan kemampuan gembala memanggil domba-dombanya menurut namanya. Bagian pertama ini ditutup dengan komentar narator yang menyatakan dengan jelas bahwa apa yang baru saja dikatakan Yesus adalah sebuah perumpamaan dan pendengarnya tidak memahami arti perumpamaan itu (6). Oleh karena itu, Yesus berkata-kata lagi kepada mereka (7).

Bagian kedua (7-18) dapat dilihat sebagai penjelasan terhadap perumpamaan pada bagian pertama meskipun ada unsur-unsur yang dihilangkan (mis, penjaga pintu dan orang asing) dan ada yang ditambah (mis, orang upahan dan serigala)[5]. Pembagian ini semakin jelas kalau kita mengamati komentar narator pada akhir bagian pertama "mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka" dan awal bagian kedua (penggunaan kata "maka")[6]. Di sini nampak adanya hubungan sebab akibat antara bagian pertama dan bagian kedua. "Karena" mereka tidak mengerti perkataan Yesus "maka" Yesus memberikan penjelasan. Oleh karena itu, perkataan Yesus pada bagian kedua dapat dilihat sebagai jawaban (atau akibat) ketidakpahaman pendengarnya.

Bagian ini masih dapat dibagi lagi menjadi dua yakni penjelasan tentang Yesus sebagai pintu dan Yesus sebagai gembala yang baik. Kedua penjelasan ini sesungguhnya menyatakan identitas Yesus kepada orang banyak. Pertama, penjelasan Yesus sebagai pintu (7-10). Pada ayat 1-2 fungsi pintu ditunjukkan sebagai akses ke dalam kandang domba. Oleh karena itu, dengan menyatakan diri-Nya sebagai pintu, Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia-lah akses (jalan masuk) ke dalam kandang domba untuk bergabung dengan kawanan domba. Sebagai pintu Ia menjadi jalan bagi siapa saja ke dalam keselamatan dan itulah tujuan Yesus datang ke dunia (10)[7]. Persoalan muncul dalam ayat 8 ketika Yesus menganggap semua yang datang sebelumnya adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba tidak mendengarkan mereka. Siapa yang dimaksud Yesus di sini? Kemungkinan ayat ini berkaitan dengan ayat 1 dan 12 atau mengacu pada pemimpin-pemimpin Yahudi dalam Yoh 5:39-40.47; 9:28-29[8]. Atau kemungkinan lain adalah orang-orang palsu (yakni pseudo-Mesias, Mesias palsu) yang sebelum waktu Yesus, menuntut menjadi pintu, yakni jalan menuju kepada Allah[9].

Yesus sebagai gembala yang baik (11-18) merupakan identitas Yesus yang kedua dalam kisah Gembala Yang Baik. Hal ini dapat dilihat sebagai penjelasan atas perumpamaan dalam ayat 1-5. Dalam bagian ini dipaparkan beberapa ciri seorang gembala yang baik (11,14,16) yang dikontraskan dengan ciri gembala yang kurang baik (12-13)[10]. Ada dua ciri gembala yang baik yang diungkapkan Yesus yaitu rela menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya (11) dan mengenal domba-dombanya dan domba-dombanya mengenalnya (14). Pengenalan dalam hal ini tidak sekadar mengetahui nama dan ciri-ciri domba-domba tetapi lebih pada hubungan yang dalam antara gembala dan domba-dombanya.

Yesus adalah gembala yang baik karena kedua ciri gembala yang baik yang Ia ungkapkan ada pada-Nya. Pertama, Yesus mengenal domba-domba-Nya[11]. dan domba-domba-Nya mengenal-Nya (14). Pengenalan atau relasi Yesus dengan domba-domba-Nya, Ia lukiskan seperti relasi-Nya dengan Bapa-Nya (15). Rupanya domba-domba yang dimaksud Yesus di sini tidak terbatas pada kaum Israel saja tetapi berlaku juga bagi siapa saja yang mau mendengarkan-Nya. Dia akan menuntundomba-domba baik dari kaum Israel maupun dari luar Israel menjadi satu kawanan di bawah satu gembala (16). Kedua, Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (15; bdk 11). Di sini sangat jelas Yesus mengungkapkan bagaimana Ia akan mati kelak. Kematian Yesus bukan suatu paksaan tetapi semata-mata karena ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya demi keselamatan manusia. Yesus bebas memberikan nyawa-Nya dan Ia akan mengambilnya kembali (17-18).

Bagian ketiga (19-21) merupakan komentar narator atas reaksi pendengar setelah mendengar penjelasan Yesus. Ada dua reaksi yang muncul di antara orang-orang Yahudi. Di satu sisi, sebagian dari mereka menganggap Yesus sudah gila namun di sisi lain, sebagian dari mereka mengatakan sebaliknya, mungkin karena takjub menyaksikan perbuatan Yesus sebelumnya yaitu memelekkan mata seorang buta sejak lahir (Bdk. Yoh 9:1-41). Reaksi pertama menggambarkan ketidakpercayaan mereka terhadap Yesus, sementara reaksi kedua menggambarkan kebimbangan mereka, antara percaya atau tidak. Mereka yakin bahwa perkataan Yesus bukan perkataan orang yang kerasukan setan tetapi mereka juga belum berani mengatakan bahwa Yesus adalah orang benar.

 

Refleksi Penulis

Kisah Gembala Yang Baik dalam Yoh. 10:1-21 berakhir dengan sebuah pertanyaan yang berisi kebimbangan orang-orang Yahudi. Tidak ada kepastian apakah mereka akhirnya percaya atau tidak, atau bagaimana akhir pertentangan mereka. Ini merupakan sebuah akhir kisah yang memunculkan tanda tanya bagi para pendengar Yesus, siapakah Yesus sesungguhnya, meskipun Yesus sudah menyatakan diri-Nya kepada mereka. Tetapi bagi para pendengar dan pembaca yang bijak, identitas Yesus sebenarnya telah tersingkap dalam pernyataan-Nya  yaitu:

1.      Ia adalah pintu (jalan) bagi domba-domba (bangsa Israel dan bangsa lain) ke dalam kawanan domba (persekutuan umat Allah),

2.      Ia adalah Gembala yang baik yang mengenal domba-domba-Nya dan menyerahkan nyawah-Nya bagi domba-domba-Nya.

Identitas inilah yang ingin disampaikan Yesus melalui perumpamaan tentang gembala yang baik dalam Yohanes 10:1-21. Identitas ini juga dapat menjadi teladan bagi para pemimpin atau calon pemimpin umat baik pada saat itu maupun pada saat ini. Mungkin juga Yesus ingin mengeritik cara kepemimpinan bangsa Israel pada zaman-Nya lewat perumpamaan ini (terutama identitas-Nya sebagai gembala yang baik). Ia tidak senang dengan cara kepemimpinan mereka (ahli-ahli taurat dan pemimpin-pemimpin Israel) dan Ia menunjukkan cara kepemimpinan yang baik melalui perumpamaan yang sebenarnya sangat mudah dipahami oleh mereka karena langsung berhubungan dengan cara hidup (konteks budaya) saat itu. Yesus tidak berhenti pada perumpamaan tetapi Ia juga menunjukkan bahwa Dia sendirilah Pemimpin atau Gembala yang baik yang patut diteladani. Identitas inilah yang ditunjukkan oleh Yesus sampai Ia mati di atas salib bagi keselamatan manusia. Semoga teladan gembala yang baik yang ditunjukkan oleh Yesus dapat menjadi motivasi bagi kita semua, calon dan pemimpin umat saat ini.



[1] 1. "Aku berkata kepadamu: siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan perampok; 2. tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5. Tetapi seorang asingpasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

6. Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya ia berkata demikian kepada mereka.

7. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya akulah pintu ke domba-domba itu. 8. Semua orang yang datang sebelum aku adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui aku ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

11. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawahnya bagi domba-dombanya; 12. sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan doba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 14. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15. sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 16. Ada lagi padaku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. 17. Bapa mengasihi Aku oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikan dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yag Kuterima dari Bapa-Ku."

19. Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata: 20. "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?" 21. Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan seta; dapatkah setan memelkkan mata orang-orang buta?"

[2] Abingdon, The New Interpreter's Bible, Vol. IX, Luke-John, Abingdon Press, Nashville 1980, 666.

[3] Beasley-Murray, John, Westminster, Philadelphia 1978, 171.

[4] Abingdon, The New Interpreter's Bible, 667.

[5] Abingdon, The New Interpreter's Bible, 669.

[6] Kata penghubung "maka" menunjukkan hubungan akibat. Misalnya, saya lapar maka saya makan. (Lih. Lukman Ali dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1991, hal.616).

[7] Bandingkan dengan pernyataan Yesus, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup…."(bdk. Yoh 14:6).

[8] A.S. Hadiwiyata, Tafsir Injil Yohanes, Kanisius, Yogyakarta 2008, 144-145.

[9] Tim Penyusun, Tafsir Alkitab Masa Kini,3 Matius-Wahyu, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1980, 302.

[10] Gambaran Yesus sebagai gembala yang baik di sini tampaknya berhubungan dengan Yehezkiel 34 yang menggambarkan Tuhan sebagai Gembala baik yang memperhatikan domba-dombanya dikontraskan dengan gembala yang tidak baik yang tidak memperhatikan domba-dombanya.

[11] Domba-domba di sini dapat dipahami sebagai kaum Israel dan bangsa-bangsa lain (bdk ay 16)

 

 

 

 

Oleh:

Antonius Pabendon

1 komentar:

  1. kalau ciri-ciri gembala umat yg sesuai dengan zaman ini apa aja ya kak?

    BalasHapus

terima kasih tuhan atas keingintahuan yang Engkau karuniakan kepadaku.